Minggu, 25 Maret 2018

CONTOH SOAL PERSAMAAN KUADRAT


CONTOH SOAL DARI PERSAMAAN KUADRAT
Nah kali ini aku bakalan berbagi sedikit soal persamaan kuadrat baru . Soal ini munkin masih level yang mudah ga susah suasah amat(maklum baru bisa sedikit). langsung aja soalnya yuk cap cus
1.     misalkan akar akar persamaan kuadrat x2 + 5x + 4 = 0 adalah x1 dan x2persamaan kuadrat baru yang akar akarnya (3x1-2) dan (3x2-2) adalah...............
2.     akar akar persamaan kuadrat 2x2 + 15x + 4 = 0 adalah p dan q, persamaan kuadrat baru yang akar akarnya saling berkebalikan adalah...............
3.     persamaan kuadrat  x2 + 3x + c =0 yang akar akarnya adalah a dan b. jika a = 2b , maka nilai c adalah .............
4.     persamaan kuadrat  x2 + 14x -11 = 0  , jumlah dari kebalikan akar akar persamaan tersebut adalah .................
5.     persamaan kuadrat 4x2 + 5x  + 1 = 0 , jumlah kuadrat dari kebalikan akar akar persamaan tersebut adalah..................
6.     akar akar persamaan  3x2 + 2x + 1 = 0 adalah p dan q.  nilai dari p2 + q2 adalah ....
7.     persamaan kuadrat x2 + 13x – 3 = 0 nilai dari jumlah dari kebalikan akar akarnya adalah............
8.     akar akar persamaan kuadrat x2 + (a-1)x + 8 = 0 adalah p dan q. jika p = -2q dan nilai a lebih dari nol. maka, nilai a adalah ............

Kamis, 15 Maret 2018

Persamaan Garis Lurus

PERSAMAAN GARIS LURUS


1. Menentukan gradien

          menentuken gradien dengan persamaan y=ax+c
m=a
contoh:

tentukan gradien dari 3y=12x-5

jawab:

3y=12x-5
jadi harus dibuat y=ax+c
y=4x-5/3
a=4
m=a
m=4
          klo misalnya kamu disuruh guru kamu ngasih soal mencari gradien di persamaan ay+bx+c=0, kamu perlu menggunakan rumus:
m=-b/a
contoh;

tentukan gradien dari 2y+12x-3=0

jawab:

m= -b/a
m=  -12/2
m= -6

          gak cuman itu aja biasanya juga kamu dikasih soal yang garisnya melalui sebuah titik trus kamu disuruh mencari gradiennya . tapi tenang aja itu gak susah kok cman simpel rumusnya .


m=x2-x1/y2-y1
2.Menentukan persamaan garis lurus
     
 kita terkadang bingung ketika kita dikasih petanyaan oleh guru kita tentang persamaan garis lurus. Pasti kalian sudah pada tau persamaan garis lurus
 y = mx+c. Nah, sekarang aku mau kasih tau sedikit tentang persamaan garis lurus

a. Menentukan persamaan garis lurus dengan satu titik dan gradiennya
        
         misalnya kita dikasih soal terus diketahui sebuah titik  (a,b) dan gradiennya maka kita menggunakan rumus yang ini

y-b = m(x-a)
contoh:
tentukan persamaan garis lurus yang melalui titik (2,1) yang bergradien 5
jawab: 
 a=2 b=1 m=5
 y-b=m(x-a)
 y-1 = 5(x-2)
y-1=5x-10
y=5x-9
b. Menentukan persamaan garis lurus yang melalui dua titik
          kamu terkadang menemukan soal  persamaan garis lurus yang melalui dua titik  (a,b) dan (p,q)  itu lansung aja pake rumus :
             
Contoh:
 Persamaan garis lurus yang melalui titik (2,-1) dan (-2,-3) adalah....
Jawab:
x-a/p-a=y-b/q-b
x-2/-2-2=y+1/-3+1
x-1/-4=y+1/-2
-2x+1=-4y-4
-2x+4y+5=0


c. Menentukan persamaan garis lurus dengan diketahui sebuah               titik dan tegak lurus dengan garis y=mx+c

Menentukan persamaan garis lurus yang tegak lurus dengan garis lain dengan diketahui sebuah titik biasanya dapat membuat kita bingung . Padahal sebenernya itu hal yang mudah. Rumusnya pun gak ribet dan gampang dipahami . aku mau bagi sedikit tentang hal ini . langsung aja ini rumusnya

m1  m2= -1



Abis ketemu gradiennya langsung aja menggunakan rumus yang diketahui gradiennya dan satu titik.
Contoh:
Sebuah garis melalui titik (2,-1) dan tegak lurus dengan y=x-8. Persamaan garis tersebut adalah.....
Jawab:
m1=1
 m1m2=-1
1.m2=-1
m2=-1
y+1=1(x-2)
y=x-3

d. Menentukan persamaan garis lurus yang sejajar dengan garis lain dan melalui sebuah titik
            permasalahan ini sering kita temui saat kita sudah lebih dalam mempelajari persamaan garis lurus. permasalahan ini masih ada kaitannya dengan rumus yang dikethui gradiennya dan melewati sebuah titik. cuman ada sedikit penambahan aja. langsung  aja rumusnya cuss
m1 = m2
trus abis itu langsung aja gunain rumus yang  melalui sebuah titik dan diketahui gradiennya. langsung aja ke contoh
contoh:
sebuah garis melalui titik(2,-5) dan sejajar dengan  garis y=3x-9. persamaan garis tersebut adalah.....
jawab:
m1=3
m1=m2
m2=3
y+5=3(x-2)
y=3x-6-5
y=3x-11

Rabu, 14 Maret 2018

rumus cepat mencari persamaan kuadrat baru


PERSAMAAN KUADRAT BARU

       
            sebelum menggunakan rumus cepat ini lebih baik sudah mengetahui rumus dasarnya
biar kamu gak bakal bingung ketika model soal yang dikasih guru kamu itu nyeleneh dan hot-lah. tapi kali ini aku mau berbagi sedikit yang aku tau lah semoga membantu
1. Menyusun Persamaan Kuadrat Baru yang Akar-akarnya 
n Kali dari Akar-akar Persamaan                          ax2 + bx + c = 0

 RUMUS CEPAT :ax2 + nbx + nc = 0
2. Menyusun Persamaan Kuadrat Baru yang Akar-akarnya Kebalikan ( 1/x1 dan 1/x2 ) Akar-akar Persamaan ax2 + bx + c = 0

RUMUS CEPAT : cx2 + bx + a = 0
3. Menyusun Persamaan Kuadrat Baru yang Akar-akarnya Berlawanan dari Akar-akar Persamaan          ax2 + bx + c = 0

RUMUS CEPAT : ax2 - bx + c = 0
4. Menyusun Persamaan Kuadrat Baru yang Akar-akarnya x12 dan x22 dari Akar-akar Persamaan                    ax2 + bx + c = 0

RUMUS CEPAT : ax2 + ( b2 - 2ac ) x + c2 = 0
5. Menyusun Persamaan Kuadrat Baru yang Akar-akarnya x13 dan x23 dari Akar-akar Persamaan ax2 + bx + c = 0

RUMUS CEPAT : ax2 + ( b3 - 3ac ) x + c3 = 0
6. Menyusun Persamaan Kuadrat Baru yang Akar-akarnya x1 + n dan x2 + n dari Akar-akar Persamaan ax2 + bx + c = 0

RUMUS CEPAT : a( x - n )2 + b( x - n ) + c = 0
7. Menyusun Persamaan Kuadrat Baru yang Akar-akarnya x2/x1 dan x1/x2 dari Akar-akar Persamaan ax2 + bx + c = 0

RUMUS CEPAT : acx2 - ( b2 - 2ac )x + ac = 0
8. Menyusun Persamaan Kuadrat Baru yang Akar-akarnya 1/x12 dan 1/x22 dari Akar-akar Persamaan ax2 + bx + c = 0

RUMUS CEPAT : cx2 - ( b2 - 2ac ) x + a2 = 0
9. Menyusun Persamaan Kuadrat Baru yang Akar-akarnya x1 + x2 dan x1.x2 dari Akar-akar Persamaan ax2 + bx + c = 0

RUMUS CEPAT : ax2 + ( ab - ac ) x - bc = 0
          mungkin ini aja yang bisa aku share ke kalian semoga bermanfaat. Tetap semangat biar bisa ngerjain soal dna yang paling penting adalah banyak-banyak latihan soal biar kamu tau soal itu mau diapain aja.

Selasa, 13 Maret 2018

TOKOH YANG BERPERAN DALAM PROKLAMASI

TOKOH YANG BERPERAN DALAM PROKLAMASI


1.      Ir. Soekarno


Ir Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia yang akrab dipanggil Bung Karno lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya, Jawa Timur.
Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, ia memiliki sembilan istri dan dikaruniai sebelas anak.
Ketika dilahirkan, Ir Soekarno diberi nama Kusno Sosrodihardjo oleh orangtuanya. Tetapi sebab ia sering sakit maka saat berumur lima tahun namanya diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya.
Nama tersebut diambil dari seorang panglima perang dalam kisah Bharatayudha yakni Karna. Nama “Karna" sendiri berubah menjadi “Karno" karena dalam bahasa Jawa pengucapan huruf “a" adalah “o" sedangkan awalan “su" mempunyaii arti “baik".
Suatu saat hari ketika menjadi Presiden Republik Indonesia, ejaan nama Soekarno diganti oleh dirinya sendiri menjadi Sukarno, sebab menurut founding fathers bangsa ini nama Soekarno memakai ejaan Belanda.
Namun, ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut ialah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah.
MASA KECIL DAN PENDIDIKAN IR SOEKARNO
Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orangtuanya di Blitar. Ia juga sempat tinggal beberapa saat dengan kakeknya, Raden hardjokromo di Tulungagung sebelum pindah bersama orangtunya lagi di Mojokerto. Di Mojokerto, ayahnya menyekolahkan Soekarno kecil di Eerste Inlande School. Namun, pada tahun 1911 Soekarno dipindahkan ke Europeeshe Lagere School (ELS) untuk mempermudah ia diterima di Hoogere Burger School (HBS), Surabaya. Setelah lulus dari ELS pada tahun 1915, Soekarno muda melanjutkan pendidikannya di HBS, Surabaya. Disinilah ia mulai berinteraksi dengan Haji Oemar Said Tjokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam.
Ketika belajar di HBS, Ir Soekarno menggembleng jiwa nasionalismenya. Ia aktif di organisasi pemuda tri Koro Darmo yang merupakan bentukan daripada organisasi Budi Utomo yang fenomenal. Dan seiring berjalannya waktu Ir Soekarno mengubah nama organisasi ini menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada tahun 1918.
KIPRAH IR SOEKARNO UNTUK BANGSA

Setelah lulus dari HBS tahun 1920, ia pindah ke Bandung untuk melanjutkan belajarnya di Technische Hoogeschool atau THS (yang sekarang menjadi ITB). Soekarno berhasil meraih gelar “Ir" pada 25 Mei 1926.




Kemudian, ia mulai merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibat dari pendirian itu, Belanda memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Dari dalam penjara inilah, Ir Soekarno membuat pledoi yang tersohor, Indonesia Menggugat. Ia memaparkan kebejatan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.
Pembelaannya itu membuat Belanda semakin marah. Sehingga pada bulan Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo (Partai Indonesia) dan sekaligus menjadi pemimpinnya.
Akibatnya, ia kembali ditangkap oleh Belanda dan dibuang ke Ende, Flores pada tahun 1933. Empat tahun kemudian diasingkn ke Bengkulu. Ir Soekarno baru benar-benar bebas setelah masa kependudukan Jepang pada tahun 1942.
Di awal kependudukannya, Jepang tidak terlalu memberi perhatian pada tokoh-tokoh pergerakan Indonesia. Sampai akhirnya sekitar tahun 1943 Jepang baru menyadari betapa pentingnya para tokoh ini. Jepang mulai memanfaatkannya dan salah satu tokoh yang bisa menarik perhatian penduduk Indonesia terhadap propaganda Jepang ialah Ir Soekarno.
Akhirnya tokoh-tokoh nasional ini mulai bekerjasama dengan pemerintah Jepang untuk dapat mencapai kemerdekaan Indonesia, walapun adapula yang tetap melakukan gerakan perlawanan seperti Sutan Sjahrir dan Amir Sjarifuddin karena menganggap Jepang merupakan fasis yang berbahaya. Ir Soekarno sendiri mulai aktif mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, diantaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945 dan dasar-dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan.
Setelah melewati perjuangan yang cukup panjang pada tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Dalam sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945, Ir Soekarno dipilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.
Kemerdekaan yang telah dicapai ini tidak langsung bisa dinikmati, sebab di tahun-tahun berikutnya masih ada tindakan sekutu yang secara terang-terangan tidak mengakui kemerdekaan Indonesia dan bahkan berusaha untuk kembali merebut kekuasaan di Indonesi
Pada hari Minggu, 21 Juni 1970 Ir Soekarno meninggal dunia di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta. Ia di semayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan kemudian dikebumikan di Blitar, Jawa Timur di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai.
Ir Soekarno ialah sosok pahlawan yang sejati. Ia tidak hanya diakui berjasa bagi bangsanya sendiri, namun juga memberikan pengabdiannya untuk kedamaian di dunia.
Semua sepakat bahwa Ir Soekarno merupakan seorang “manusia tidak biasa" yang belum tentu dilahirkan kembali dalam kurun waktu satu abad. Ir Soekarno adalah bapak bangsa yang tidak akan dilupakan jasanya dan pemerintah memberi anugerah kepadanya sebagai “Pahlawan Proklamasi".


Mohammad Hatta terkenal sebagai salah satu pahlawan nasional dan tokoh Proklamator yang membawa Indonesia merdeka bersama Presiden Soekarno. Mohammad Hatta merupakan tokoh yang sangat bersahaja dan sederhana hingga akhir hayatnya. Peran Mohammad Hatta dalam merintis dan membawa Indonesia merdeka sangat besar. Tak heran banyak yang mengidolakannya.



Biografi dan Profil Mohammad Hatta
Banyak buku yang mengulas megenai Biografi dan Profil Mohammad Hatta. Disebutkan bahwa Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi.Di kota kecil yang indah inilah Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya. Ayahnya, Haji Mohammad Djamil, meninggal ketika Hatta berusia delapan bulan.

Dari ibunya, Hatta memiliki enam saudara perempuan. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya. Sejak duduk di MULO di kota Padang, ia telah tertarik pada pergerakan. Sejak tahun 1916, timbul perkumpulan-perkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa. dan Jong Ambon. Hatta masuk ke perkumpulan Jong Sumatranen Bond.

Sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond, ia menyadari pentingnya arti keuangan bagi hidupnya perkumpulan. Tetapi sumber keuangan baik dari iuran anggota maupun dari sumbangan luar hanya mungkin lancar kalau para anggotanya mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplin. Rasa tanggung jawab dan disiplin selanjutnya menjadi ciri khas sifat-sifat Mohammad Hatta.

Masa Studi di Negeri Belanda
Pada tahun 1921 Hatta tiba di Negeri Belanda untuk belajar pada Handels Hoge School di Rotterdam. Ia mendaftar sebagai anggota Indische Vereniging. Tahun 1922, perkumpulan ini berganti nama menjadi Indonesische Vereniging. Perkumpulan yang menolak bekerja sama dengan Belanda itu kemudian berganti nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).

Hatta juga mengusahakan agar majalah perkumpulan, Hindia Poetra, terbit secara teratur sebagai dasar pengikat antaranggota. Pada tahun 1924 majalah ini berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. Hatta lulus dalam ujian handels economie (ekonomi perdagangan) pada tahun 1923. Semula dia bermaksud menempuh ujian doctoral di bidang ilmu ekonomi pada akhir tahun 1925.

Karena itu pada tahun 1924 dia non-aktif dalam PI. Tetapi waktu itu dibuka jurusan baru, yaitu hukum negara dan hukum administratif. Hatta pun memasuki jurusan itu terdorong oleh minatnya yang besar di bidang politik.

Perpanjangan rencana studinya itu memungkinkan Hatta terpilih menjadi Ketua PI pada tanggal 17 Januari 1926. Pada kesempatan itu, ia mengucapkan pidato inaugurasi yang berjudul "Economische Wereldbouw en Machtstegenstellingen"--Struktur Ekonomi Dunia dan Pertentangan kekuasaan.

Dia mencoba menganalisis struktur ekonomi dunia dan berdasarkan itu, menunjuk landasan kebijaksanaan non-kooperatif. Sejak tahun 1926 sampai 1930, berturut-turut Hatta dipilih menjadi Ketua PI. Di bawah kepemimpinannya, PI berkembang dari perkumpulan mahasiswa biasa menjadi organisasi politik yang mempengaruhi jalannya politik rakyat di Indonesia.

Sehingga akhirnya diakui oleh Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPI) PI sebagai pos depan dari pergerakan nasional yang berada di Eropa. PI melakukan propaganda aktif di luar negeri Belanda. Hampir setiap kongres intemasional di Eropa dimasukinya, dan menerima perkumpulan ini. Selama itu, hampir selalu Hatta sendiri yang memimpin delegasi.

Pada tahun 1926, dengan tujuan memperkenalkan nama "Indonesia", Hatta memimpin delegasi ke Kongres Demokrasi Intemasional untuk Perdamaian di Bierville, Prancis. Tanpa banyak oposisi, "Indonesia" secara resmi diakui oleh kongres. Nama "Indonesia" untuk menyebutkan wilayah Hindia Belanda ketika itu telah benar-benar dikenal kalangan organisasi-organisasi internasional.

Hatta dan pergerakan nasional Indonesia mendapat pengalaman penting di Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial, suatu kongres internasional yang diadakan di Brussels tanggal 10-15 Pebruari 1927. Di kongres ini Hatta berkenalan dengan pemimpin-pemimpin pergerakan buruh seperti G. Ledebour dan Edo Fimmen, serta tokoh-tokoh yang kemudian menjadi negarawan-negarawan di Asia dan Afrika seperti Jawaharlal Nehru (India), Hafiz Ramadhan Bey (Mesir), dan Senghor (Afrika). Persahabatan pribadinya dengan Nehru mulai dirintis sejak saat itu.

Pada tahun 1927 itu pula, Hatta dan Nehru diundang untuk memberikan ceramah bagi "Liga Wanita Internasional untuk Perdamaian dan Kebebasan" di Gland, Swiss. Judul ceramah Hatta L 'Indonesie et son Probleme de I' Independence (Indonesia dan Persoalan Kemerdekaan).

Bersama dengan Nazir St. Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul Madjid Djojoadiningrat, Hatta dipenjara selama lima setengah bulan. Pada tanggal 22 Maret 1928, mahkamah pengadilan di Den Haag membebaskan keempatnya dari segala tuduhan. Dalam sidang yang bersejarah itu, Hatta mengemukakan pidato pembelaan yang mengagumkan, yang kemudian diterbitkan sebagai brosur dengan nama "Indonesia Vrij", dan kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai buku dengan judul Indonesia Merdeka.

Antara tahun 1930-1931, Hatta memusatkan diri kepada studinya serta penulisan karangan untuk majalah Daulat Ra‘jat dan kadang-kadang De Socialist. Ia merencanakan untuk mengakhiri studinya pada pertengahan tahun 1932.


Kembali ke Tanah Air

Pada bulan Juli 1932, Hatta berhasil menyelesaikan studinya di Negeri Belanda dan sebulan kemudian ia tiba di Jakarta. Antara akhir tahun 1932 dan 1933, kesibukan utama Hatta adalah menulis berbagai artikel politik dan ekonomi untuk Daulat Ra’jat dan melakukan berbagai kegiatan politik, terutama pendidikan kader-kader politik pada Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Prinsip non-kooperasi selalu ditekankan kepada kader-kadernya.

Reaksi Hatta yang keras terhadap sikap Soekarno sehubungan dengan penahannya oleh Pemerintah Kolonial Belanda, yang berakhir dengan pembuangan Soekarno ke Ende, Flores, terlihat pada tulisan-tulisannya di Daulat Ra’jat, yang berjudul "Soekarno Ditahan" (10 Agustus 1933), "Tragedi Soekarno" (30 Nopember 1933), dan "Sikap Pemimpin" (10 Desember 1933).

Pada bulan Pebruari 1934, setelah Soekarno dibuang ke Ende, Pemerintah Kolonial Belanda mengalihkan perhatiannya kepada Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Para pimpinan Partai Pendidikan Nasional Indonesia ditahan dan kemudian dibuang ke Boven Digoel.

Seluruhnya berjumlah tujuh orang. Dari kantor Jakarta adalah Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, dan Bondan. Dari kantor Bandung: Maskun Sumadiredja, Burhanuddin, Soeka, dan Murwoto. Sebelum ke Digoel, mereka dipenjara selama hampir setahun di penjara Glodok dan Cipinang, Jakarta. Di penjara Glodok, Hatta menulis buku berjudul “Krisis Ekonomi dan Kapitalisme”.


Masa Pembuangan
Pada bulan Januari 1935, Hatta dan kawan-kawannya tiba di Tanah Merah, Boven Digoel (Papua). Kepala pemerintahan di sana, Kapten van Langen, menawarkan dua pilihan: bekerja untuk pemerintahan kolonial dengan upah 40 sen sehari dengan harapan nanti akan dikirim pulang ke daerah asal, atau menjadi buangan dengan menerima bahan makanan in natura, dengan tiada harapan akan dipulangkan ke daerah asal.

Hatta menjawab, bila dia mau bekerja untuk pemerintah kolonial waktu dia masih di Jakarta, pasti telah menjadi orang besar dengan gaji besar pula. Maka tak perlulah dia ke Tanah Merah untuk menjadi kuli dengan gaji 40 sen sehari.

Dalam pembuangan, Hatta secara teratur menulis artikel-artikel untuk surat kabar Pemandangan. Honorariumnya cukup untuk biaya hidup di Tanah Merah dan dia dapat pula membantu kawan-kawannya. Rumahnya di Digoel dipenuhi oleh buku-bukunya yang khusus dibawa dari Jakarta sebanyak 16 peti.

Dengan demikian, Hatta mempunyai cukup banyak bahan untuk memberikan pelajaran kepada kawan-kawannya di pembuangan mengenai ilmu ekonomi, sejarah, dan filsafat. Kumpulan bahan-bahan pelajaran itu di kemudian hari dibukukan dengan judul-judul antara lain, "Pengantar ke Jalan llmu dan Pengetahuan" dan "Alam Pikiran Yunani." (empat jilid).

Pada bulan Desember 1935, Kapten Wiarda, pengganti van Langen, memberitahukan bahwa tempat pembuangan Hatta dan Sjahrir dipindah ke Bandaneira. Pada Januari 1936 keduanya berangkat ke Bandaneira. Mereka bertemu Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Mr. Iwa Kusumasumantri. Di Bandaneira, Hatta dan Sjahrir dapat bergaul bebas dengan penduduk setempat dan memberi pelajaran kepada anak-anak setempat dalam bidang sejarah, tatabuku, politik, dan lain-Iain.


Kembali Ke Jawa: Masa Pendudukan Jepang
Pada tanggal 3 Pebruari 1942, Hatta dan Sjahrir dibawa ke Sukabumi. Pada tanggal 9 Maret 1942, Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang, dan pada tanggal 22 Maret 1942 Hatta dan Sjahrir dibawa ke Jakarta. Pada masa pendudukan Jepang, Hatta diminta untuk bekerja sama sebagai penasehat. Hatta mengatakan tentang cita-cita bangsa Indonesia untuk merdeka, dan dia bertanya, apakah Jepang akan menjajah Indonesia?

Kepala pemerintahan harian sementara, Mayor Jenderal Harada. menjawab bahwa Jepang tidak akan menjajah. Namun Hatta mengetahui, bahwa Kemerdekaan Indonesia dalam pemahaman Jepang berbeda dengan pengertiannya sendiri.

Pengakuan Indonesia Merdeka oleh Jepang perlu bagi Hatta sebagai senjata terhadap Sekutu kelak. Bila Jepang yang fasis itu mau mengakui, apakah sekutu yang demokratis tidak akan mau? Karena itulah maka Jepang selalu didesaknya untuk memberi pengakuan tersebut, yang baru diperoleh pada bulan September 1944.

Selama masa pendudukan Jepang, Hatta tidak banyak bicara. Namun pidato yang diucapkan di Lapangan Ikada (sekarang Lapangan Merdeka) pada tanggaI 8 Desember 1942 menggemparkan banyak kalangan. Ia mengatakan, “Indonesia terlepas dari penjajahan imperialisme Belanda.

Dan oleh karena itu ia tak ingin menjadi jajahan kembali. Tua dan muda merasakan ini setajam-tajamnya. Bagi pemuda Indonesia, ia Iebih suka melihat Indonesia tenggelam ke dalam lautan daripada mempunyainya sebagai jajahan orang kembali."


Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Pada awal Agustus 1945, Panitia Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dengan Soekamo sebagai Ketua dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Ketua. Anggotanya terdiri dari wakil-wakil daerah di seluruh Indonesia, sembilan dari Pulau Jawa dan dua belas orang dari luar Pulau Jawa.

Pada tanggal 16 Agustus 1945 malam, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mempersiapkan proklamasi dalam rapat di rumah Admiral Maeda (JI Imam Bonjol, sekarang), yang berakhir pada pukul 03.00 pagi keesokan harinya. Panitia kecil yang terdiri dari 5 orang, yaitu Soekamo, Hatta, Soebardjo, Soekarni, dan Sayuti Malik memisahkan diri ke suatu ruangan untuk menyusun teks proklamasi kemerdekaan.

Soekarno meminta Hatta menyusun teks proklamasi yang ringkas. Hatta menyarankan agar Soekarno yang menuliskan kata-kata yang didiktekannya. Setelah pekerjaan itu selesai. mereka membawanya ke ruang tengah, tempat para anggota lainnya menanti. Soekarni mengusulkan agar naskah proklamasi tersebut ditandatangi oleh dua orang saja, Soekarno dan Mohammad Hatta. Semua yang hadir menyambut dengan bertepuk tangan riuh.


Tangal 17 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia, tepat pada jam 10.00 pagi di Jalan Pengangsaan Timur 56 Jakarta. Tanggal 18 Agustus 1945, Ir Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia dan Drs. Mohammad Hatta diangkat menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia. Soekardjo Wijopranoto mengemukakan bahwa Presiden dan Wakil Presiden harus merupakan satu dwitunggal.


Periode Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Indonesia harus mempertahankan kemerdekaannya dari usaha Pemerintah Belanda yang ingin menjajah kembali. Pemerintah Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Dua kali perundingan dengan Belanda menghasilkan Perjanjian Linggarjati dan Perjanjian Reville, tetapi selalu berakhir dengan kegagalan akibat kecurangan pihak Belanda.

Untuk mencari dukungan luar negeri, pada Juli I947, Bung Hatta pergi ke India menemui Jawaharlal Nehru dan Mahatma Gandhi. dengan menyamar sebagai kopilot bernama Abdullah (Pilot pesawat adalah Biju Patnaik yang kemudian menjadi Menteri Baja India di masa Pemerintah Perdana Menteri Morarji Desai). Nehru berjanji, India dapat membantu Indonesia dengan protes dan resolusi kepada PBB agar Belanda dihukum.

Kesukaran dan ancaman yang dihadapi silih berganti. September 1948 PKI melakukan pemberontakan. 19 Desember 1948, Belanda kembali melancarkan agresi kedua. Presiden dan Wapres ditawan dan diasingkan ke Bangka. Namun perjuangan Rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan terus berkobar di mana-mana. Panglima Besar Soediman melanjutkan memimpin perjuangan bersenjata.

Pada tanggal 27 Desember 1949 di Den Haag, Bung Hatta yang mengetuai Delegasi Indonesia dalam Konperensi Meja Bundar untuk menerima pengakuan kedaulatan Indonesia dari Ratu Juliana. Bung Hatta juga menjadi Perdana Menteri waktu Negara Republik Indonesia Serikat berdiri. Selanjutnya setelah RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bung Hatta kembali menjadi Wakil Presiden.


Periode Tahun 1950-1956
Selama menjadi Wakil Presiden, Bung Hatta tetap aktif memberikan ceramah-ceramah di berbagai lembaga pendidikan tinggi. Dia juga tetap menulis berbagai karangan dan buku-buku ilmiah di bidang ekonomi dan koperasi. Dia juga aktif membimbing gerakan koperasi untuk melaksanakan cita-cita dalam konsepsi ekonominya. Tanggal 12 Juli 1951, Bung Hatta mengucapkan pidato radio untuk menyambut Hari Koperasi di Indonesia.

Karena besamya aktivitas Bung Hatta dalam gerakan koperasi, maka pada tanggal 17 Juli 1953 dia diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia pada Kongres Koperasi Indonesia di Bandung. Pikiran-pikiran Bung Hatta mengenai koperasi antara lain dituangkan dalam bukunya yang berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (1971).

Pada tahun 1955, Bung Hatta mengumumkan bahwa apabila parlemen dan konsituante pilihan rakyat sudah terbentuk, ia akan mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden. Niatnya untuk mengundurkan diri itu diberitahukannya melalui sepucuk surat kepada ketua Perlemen, Mr. Sartono. Tembusan surat dikirimkan kepada Presiden Soekarno.

Setelah Konstituante dibuka secara resmi oleh Presiden, Wakil Presiden Hatta mengemukakan kepada Ketua Parlemen bahwa pada tanggal l Desember 1956 ia akan meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI. Presiden Soekarno berusaha mencegahnya, tetapi Bung Hatta tetap pada pendiriannya.

Pada tangal 27 Nopember 1956, ia memperoleh gelar kehormatan akademis yaitu Doctor Honoris Causa dalam ilmu hukum dari Universitas Gajah Mada di Yoyakarta. Pada kesempatan itu, Bung Hatta mengucapkan pidato pengukuhan yang berjudul “Lampau dan Datang”. Sesudah Bung Hatta meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI, beberapa gelar akademis juga diperolehnya dari berbagai perguruan tinggi.

Universitas Padjadjaran di Bandung mengukuhkan Bung Hatta sebagai guru besar dalam ilmu politik perekonomian. Universitas Hasanuddin di Ujung Pandang memberikan gelar Doctor Honoris Causa dalam bidang Ekonomi. Universitas Indonesia memberikan gelar Doctor Honoris Causa di bidang ilmu hukum. Pidato pengukuhan Bung Hatta berjudul “Menuju Negara Hukum”.

Pada tahun 1960 Bung Hatta menulis "Demokrasi Kita" dalam majalah Pandji Masyarakat. Sebuah tulisan yang terkenal karena menonjolkan pandangan dan pikiran Bung Hatta mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia waktu itu. Dalam masa pemerintahan Orde Baru, Bung Hatta lebih merupakan negarawan sesepuh bagi bangsanya daripada seorang politikus.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQJ7MU6d9bBzGp2rcTbWV5FKR_rCv2LJB_lve3jOw6u3LISSZVz8hHIBlN0zMYBjTtu8smBJzCTt2oaVHRiKt8Z_StF4y6F2Yt6-_CYreFcZFAK5UPx3yAEakMVaLyZxr2mXqIF4xIk8E/s400/Profil+Bung+Hatta.jpg
Hatta menikah dengan Rahmi Rachim pada tanggal l8 Nopember 1945 di desa Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Mereka mempunyai tiga orang putri, yaitu Meutia Farida, Gemala Rabi'ah, dan Halida Nuriah. Dua orang putrinya yang tertua telah menikah. Yang pertama dengan Dr. Sri-Edi Swasono dan yang kedua dengan Drs. Mohammad Chalil Baridjambek. Hatta sempat menyaksikan kelahiran dua cucunya, yaitu Sri Juwita Hanum Swasono dan Mohamad Athar Baridjambek.

Pada tanggal 15 Agustus 1972, Presiden Soeharto menyampaikan kepada Bung Hatta anugerah negara berupa Tanda Kehormatan tertinggi "Bintang Republik Indonesia Kelas I" pada suatu upacara kenegaraan di Istana Negara. Bung Hatta, Proklamator Kemerdekaan dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia, wafat pada tanggal 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Dr Tjipto Mangunkusumo, Jakarta, pada usia 77 tahun dan dikebumikan di TPU Tanah Kusir pada tanggal 15 Maret 1980.




   Profil Sukarni   


Nama : Soekarni Kartodiwirjo
Tempat Lahir : Blitar, Jawa Timur
Lahir : 14 Juli 1916
Meninggal : Jakarta, 7 Mei 1971 (umur 54)
Makam : Taman Makam Pahlawan Kalibata
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia




   Biografi Sukarni   

Ada seorang pemuda yang bernama sukarni kertowirdjo yang merupakan tokoh pemuda atau golongan muda yang sangat berani terhadap kemerdekaan Indonesia melalui aksi aksinya sebagai anak muda. Ia mengawali kisahnya di biografi sukarni dengan bersekolah di mardisiswa yaitu sejenis taman siswa yang didirikan oleh Mohammad Anwar di Semarang. Ia banyak memperoleh pembelajaran tentang pergerakan bangsa dan negara melalui taman siswa tersebut. Ia termasuk anak yang sangat nakal dan suka sekali berbuat onar di asa kecilnya. Ia sering berkelahi dan tawuran. Bahkan ia sering menantang berkelahi anak-anak keturunan Belanda di kota tersebut.

Biografi sukarni berlanjut dengan ia pernah di masa kecilnya mengajak puluhan temanya untuk mengirim surat tantangan untuk berkelahi bagi anak nak muda Belanda waktu itu. Tantangan itu diterima oleh anak anak Belanda dan akhirnya terjadilah tawuran besar di sebuah kebun raya waktu itu. Akhirnya tawuran dimenangkan oleh kelompok sukarni. Sukarni pun dikeluarkan dari sekolah dan dia tidak menyerah untuk belajar. Ia melanjutkan sekolah di Yogyakarta dan ia juga lalu pindah ke Jakarta untuk bersekolah. Hal ini berkat kak Bung Karno yang lalu memasukkan sukarni ke Sekolah jurnalistik di Bandung. 

Biografi kisah sukarni terus berlanjut dengan kisah menarik sukarni lainnya. Salah satu jasa sukarni yang terkenal adalah ketika terjadi peristiwa rengasdengklok. Peristiwa rengasdengklok adalah peristiwa yang terjadi akibat kurangnya pemahaman antara kaum muda dan tua pada waktu itu. Akhirnya sukarni dan kawan-kawannya mencoba mendesak Soekarno dan Bung Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia namun mereka menolak. Akhirnya kaum muda pun menculik keduanya ke rengasdengklok dengan tuan agar menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang.

Selanjutnya biografi sukarni juga membuat banyak kisah heroik sukarni yang sangat gigih dalam melawan pergerakan Belanda melalui aksi-aksinya di kancah politik pemerintah saat ia lalu menjabat sebagai seorang politisi di partai murba yang didirikannya dan diketuai olehnya. Partai ini merupakan partai nasionalis yang membawa perubahan Indonesia lebih baik terutama dalam hal mempertahankan kemerdekaannya. Sukarni bahkan sering dipenjara karena perjuangannya.

Bahkan ketika Soekarni mencoba menasehati Bung Karno tentang gerakan PKI di istana Bogor ia malah ditangkap dan selanjutnya partai ini dibekukan oleh pemerintah. Namun akhirnya setelah sukarni bebas, pembekuan partai ini sudah berakhir lalu partai ini kembali aktif. Jasa sukarni ini lalu dianggap begitu penting hingga akhirnya presiden Joko Widodo memberikan ia gelar bintang mahaputra kelas empat yang ditujukan pada perwakilan keluarganya. 

   Karir Sukarni   

§     Ketua Partai Murba
§     Duta Besar Indonesia di Peking
§     Anggota Badan pekerja KNI Pusat
§     Anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA, 1967


Siapa yang tidak mengenal Fatmawati Soekarno, beliau merupakan Ibu Negara Pertama dari Presiden Pertama Indonesia yaitu Presiden Soekarno dan juga dikenal sebagai penjahit bendera pusaka yang dikibarkan pada saat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Biografi Fatmawati Soekarno
Biografi dan Profil Fatmawati Soekarno
Mengenai profil atau biografi Fatmawati Soekarno. Beliau lahir pada hari Senin, 5 Pebruari 1923 Pukul 12.00 Siang di Kota Bengkulu, sebagai putri tunggal keluarga H. Hassan Din dan Siti Chadidjah. Masa kecil Fatmawati penuh tantangan dan kesulitan, akibat sistem kolonialisme yang dijalankan oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Ayahandanya, Hassan Din semula adalah pegawai perusahaan Belanda, Bersomij di Bengkulu. Tetapi karena tidak mau meninggalkan kegiatannya sebagai anggota Muhammadiyah, ia kemudian keluar dari perusahaan itu. Setelah itu, Hassan Din sering berganti usaha dan berpindah ke sejumlah kota di kawasan Sumatera Bagian Selatan.

Tidak banyak diketahui orang bahwa sebenarnya Fatmawati merupakan keturunan dari Kerajaan Indrapura Mukomuko. Sang ayah Hassan Din adalah keturunan ke-6 dari Kerajaan Putri Bunga Melur.

Putri Bunga Melur bila diartikan adalah putri yang cantik, sederhana, bijaksana. Tak heran bila Fatmawati mempunyai sifat bijaksana dan mengayomi. Jalinan cinta antara 
Bung Karno dan Fatmawti pada awalnya membutuhkan perjuangan yang sangat berat.

Demi memperoleh Fatmawati yang begitu dicintainya Bung Karno dengan perasaan yang sangat berat terpaksa harus merelakan kepergian Bu Inggit, sosok wanita yang begitu tegar dan tulusnya mendampingi Bung Karno dalam perjuangan mencapai Indonesia Merdeka.

 Pahit getir sebagai orang buangan (tahanan Belanda) sering dilalui Bung Karno bersama Bu Inggit. Namun sejarah berkata lain. Perjalanan waktu berkehendak lain, kehadiran Fatmawati diantara Bung Karno dan Bu Inggit telah merubah segalanya.



Menikah Dengan Soekarno
Pada tahun 1943 Bung Karno menikahi Fatmawati, dan oleh karena Fatmawati masih berada di Bengkulu, sementara Bung Karno sibuk dengan kegiatannya di Jakarta sebagai pemimpin Pusat Tenaga Rakyat (Putera), pernikahan itu dilakukan dengan wakil salah seorang kerabat Bung Karno, Opseter Sardjono.

Pada 1 Juni 1943, Fatmawati dengan diantar orang tuanya berangkat ke Jakarta, melalaui jalan darat, sejak itu Fatmawati mendampingi Bung Karno dalam perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia. Perjalanan sepasang merpati penuh cinta ini, akhirnya dikaruniai lima orang putra-putri: Guntur, Mega, Rachma, Sukma, dan Guruh.

Belum genap mereka mengarungi bahtera rumah tangga, Sukarno tak kuasa menahan gejolak cintanya kepada wanita lain bernama Hartini. Inilah salah satu pangkal sebab terjadinya perpisahan yang dramatis antara 
Sukarno dan Fatmawati.

Hari Jumat di bulan Ramadhan, pukul 05.00 pagi, fajar 17 Agustus 1945 memancar di ufuk timur kala, embun pagi masih menggelantung di tepian daun, para pemimpin bangsa dan para tokoh pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda, dengan diliputi kebanggaan setelah merumuskan teks Proklamasi hingga dinihari.

Mereka, telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia hari itu di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada pukul 10.00 pagi. Tepat pukul 10.00, dengan suara mantap dan jelas, Soekarno membacakan teks proklamasi, pekik Merdeka pun berkumandang dimana-mana dan akhirnya mampu mengabarkan Kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia.


Menjahit Bendera Pusaka Merah Putih
Kalau ada yang bertanya, apa peran perempuan menjelang detik-detik proklamasi kemerdekaan? Tentu kita akan teringat dengan sosok Fatmawati, istri Bung Karno. Dialah yang menjahit bendera Sang Saka Merah Putih. Setelah itu, ada seorang pemudi Trimurti yang membawa nampan dan menyerahkan bendera pusaka kepada Latief Hendraningrat dan Soehoed untuk dikibarkan.

Dan, semua hadirin mengumandangkan lagu Indonesia Raya di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Pada hari itu, Ibu Fatmawati ikut dalam upacara tersebut dan menjadi pelaku sejarah Kemerdekaan Indonesia.

Salah satu butir keputusan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam sidangnya tanggal 19 Agustus 1945 adalah memilih Bung Karno dan Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia. Pada tanggal 4 Januari 1946 pusat pemerintahan Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta karena keadaan Jakarta dirasakan makin tidak aman, menyusul hadirnya tentara NICA yang membonceng kedatangan tentara sekutu.

Ibu Fatmawai dan Bung Karno tidak pernah merayakan ulang tahun perkawinan, Jangankan kawin perak atau kawin emas, ulang tahun pernikahan ke-1, ke-2 atau ke-3 saja tidak pernah. Sebabnya tak lain karena keduanya tidak pernah ingat kapan menikah. Ini bisa dimaklumi karena saat berlangsungnya pernikahan, zaman sedang dibalut perang. Saat itu Perang Dunia II sedang berkecamuk dan Jepang baru datang untuk menjajah Indonesia.

"Kami tidak pernah merayakan pernikahan perak atau pernikahan emas. Sebab kami anggap itu soal remeh, sedangkan kami selalu dihadapkan pada persoalan-persoalan besar yang hebat dan dahsyat," begitu cerita Ibu Fatmawati di buku Bung Karno Masa Muda, terbitan Pustaka Antar Kota, 1978.

Kehidupan pernikahan Bung Karno dan Fatmawati memang penuh dengan gejolak perjuangan. Dua tahun setelah keduanya menikah, Indonesia mencapai kemerdekaan. Tetapi ini belum selesai, justru saat itu perjuangan fisik mencapai puncaknya. Bung Karno pastinya terlibat dalam setiap momen-momen penting perjuangan bangsa.

Pasangan ini melahirkan putra pertamanya yaitu Guntur Soekarnoputra. Guntur lahir pada saat Bung Karno sudah berusia 42 tahun. Berikutnya lahir Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh. Putra-putri Bung Karno dikenal memiliki bakat kesenian tinggi. Hal itu tak aneh mengingat Bung Karno adalah sosok pengagum karya seni, sementara Ibu Fatmawati sangat pandai menari.

Di kota gudeg itu, Ibu Fatmawati mendapatkan banyak simpati, karena sikapnya yang ramah dan mudah bergaul dengan berbagai lapisan masyarakat. Sebagai seorang Ibu Negara, Ibu Fatmawati kerap mendampingi Bung Karno dalam kunjungan ke berbagai wilayah Republik Indonesia untuk membangkitkan semangat perlawanan rakyat terhadap Belanda dan mengikuti kunjungan Presiden Soekarno ke berbagai Negara sahabat.


Fatmawati Soekarno Wafat
Peran serta wanita dalam pembangunan telah ditunjukkan Ibu Fatmawati, beliau sering melakukan kegiatan social, seperti aktif melakukan pemberantasan buta huruf, mendorong kegiatan kaum perempuan, baik dalam pendidikan maupun ekonomi. Pada tahun 14 Mei 1980 ia meninggal dunia karena serangan jantung ketika dalam perjalanan pulang umroh dari Mekah yang lalu dimakamkan di Karet Bivak, Jakarta. Kata-kata terakhir beliau sebelum meninggal waktu itu :

 ....Datang ke Mekah sudah menjadi pendaman cita-citaku. Saban hari aku melakukan zikir dan mengucapkan syahadat serta memohon supaya diberi kekuatan mendekat kepada Allah. Juga memohon supaya diberi oleh Tuhan, keberanian dan melanjutkan perjuangan fi sabilillah. Aku berdo’a untuk cita-cita seperti semula yaitu cita-cita Indonesia Merdeka. Jangan sampai terbang Indonesia Merdeka.

Rumah Sakit Fatmawati pada mulanya bernama Rumah Sakit Ibu Soekarno, terletak di Kelurahan Cilandak Barat, Kecamatan Cilandak, Wilayah Jakarta Selatan, Didirikan pada tahun 1954 oleh Ibu Fatmawati Soekarno. Semula direncanakan untuk dijadikan sebuah Sanatorium Penyakit Paru-paru bagi anak-anak.

Pada tanggal 15 April 1961 penyelenggaraan dan pembiayaan rumah sakit diserahkan kepada Departemen Kesehatan sehingga tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi RS Fatmawati. Dalam perjalanan RS Fatmawati, tahun 1984 ditetapkan sebagai Pusat Rujukan Jakarta Selatan dan tahun 1994 ditetapkan sebagai RSU Kelas B Pendidikan.

Di Kota Bengkulu, sebagai kota kelahiran Ibu Fatmawati, Pemerintah Daerah beserta seluruh elemen memberikan apresiasi terhadap Ibu Fatmawati. Sebagai bentuk penghargaan dan sekaligus untuk mengenang Ibu Fatmawati, maka pada tanggal 14 Nopember 2001, Bandar Udara Padang Kemiling diubah menjadi Bandar Udara Fatmawati.

Perubahan nama Bandar udara ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri. Perjuangan Ibu Fatmawati selama masa sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan diakui oleh Pemerintah Pusat, melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118/TK/2000 tanggal 4 Nopember 2000 oleh Presiden Abdurrahman Wahid, maka Pemerintah Republik Indonesia memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Ibu Fatmawati.



Chaerul Saleh Datuk Paduko Rajo atau lebih dikenal dengan nama Chaerul Saleh lahir di Sawahlunto, Sumatera Barat pada tanggal 13 September 1916. Ia adalah seorang pejuang kemerdekaan dan tokoh politik Indonesia yang pernah menjabat sebagai menteri, wakil perdana menteri, dan ketua MPRS antara tahun 1957 sampai 1966.

Chaerul Saleh menempuh pendidikan SR (Sekolah Rakyat) di Medan dan diselesaikannya di Bukittinggi (1924-1931). Setelah tamat ia melanjutkan ke HBS (Hogere Burger School) bagian B di Medan dan diselesaikannya di Jakarta (1931-1937). Melanjutkan lagi ke Fakultas Hukum di Jakarta (1937-1942). Menjabat Ketua Persatuan Pemuda Pelajar Indonesia (1940-1942), dan setelah Jepang masuk jadi anggota dari panitia Seinendan, membentuk Barisan Banteng, dan anggota PUTERA dan Barisan Pelopor yang dipimpin oleh Ir. Soekarno. Selanjutnya ia menjadi wakil ketua pada Gerakan Angkatan Baru dan Pemuda. Bersama-sama dengan temannya turut aktif dalam persiapan proklamasi kemerdekaan RI.
Ia bersama Wikana, Sukarni dan pemuda lainnya dari Menteng 31 yang menculik Soekarno dan Hatta dalam Peristiwa Rengasdengklok agar kedua tokoh ini segera menyiarkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia setelah kekalaha Jepang dari Sekutu pada tahun 1945.
Setelah proklamasi kemerdekaan RI ia menjadi wakil ketua dan sekretaris Pusat Pemuda yang diketuai oleh Wikana kemudian menjadi ketua Komite van Actie yang kemudian diganti menjadi Angkatan Pemuda Indonesia (API) di Menteng Raya 31. Pada saat diadakan Kongres Pemuda di Yogyakarta, ia terpilih jadi ketua. Selanjutnya, menjadi Ketua Dewan Politik Lasykar Rakyat Jawa Barat akan tetapi, ketika ia menjadi ketua Biro Politik Perjuangan yang diprakarsai oleh Tan Malaka, ia ditahan oleh pemerintah RI, setahun. Akhirnya setelah dibebaskan bersama Dr. Muwardi membentuk Gerakan Revolusi Rakyat.
Ketika terjadi Agresi Militer II Chairul Saleh turut bersama Divisi Siliwangi melakukan Long March dari Yogyakarta ke Karawang dan Sanggabuana. Akhirnya ia bergabung dengan Divisi Tentara Nasional 17 Agustus di bawah pimpinan Letnan Kolonel Wahidin Nasution, setelah di bawah pimpinan Mayor Sambas Atmadinata. Oleh karena tidak setuju dengan adanya KMB, Chairul Saleh dari Jakarta melarikan diri ke Banten bersama anggota kesatuan lainnya yang menyebabkan terjadinya Peristiwa Banten Selatan. Bulan Februari 1950-1952 ia dipenjara karena dianggap sebagai pelanggar hukum Pemerintah RI, setelah bebas melanjutkan sekolah di Fakultas Hukum Universitas Bonn di Jerman Barat (1952-1955). Di sini, ia menghimpun para pelajar Indonesia dan mendirikan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI).
Setelah kembali pada Desember 1956 ia diangkat menjadi wakil ketua umum Legiun Veteran RI. Tanggal 9 April 1957 diangkat menjadi Menteri Veteran dalam Kabinet Karya, pada tanggal 10 Juli 1959 diangkat pada kementrian Perindustrian Dasar dan Pertambangan dan Migas. Pada tanggal 13 November 1963 diangkat menjadi Wakil Perdana Menteri III. Tanggal 8 Februari 1967 ia meninggal dunia. Untuk mengenang jasanya di bidang kemiliteran, pangkat terakhir yang diperoleh adalah Jenderal Kehormatan TNI AD, sedangkan bintang jasa yang diperoleh antara lain Bintang Gerilya, Satyalencana Peristiwa Aksi Militer II, Satyalencana Peringatan Perjuangan Kemerdekaan, Bintang Mahaputra Tingkat III, Satyalencana Satya Dharma, Lencana Kapal Selam RI, dan Doktor Honoris Causa dalam Ilmu Kemasyarakatan dari Universitas Hasanuddin.
Jabatan yang pernah diduduki oleh Chaerul Saleh adalah:
  • Menteri Negara Urusan Veteran, Kabinet Djuanda (1957)
  • Menteri Muda Perindustrian Dasar dan Pertambangan, Kabinet Kerja I (1959-1960)
  • Menteri Perindustrian Dasar dan Pertambangan, Kabinet Kerja II dan III (1960-1963)
  • Wakil Perdana Menteri III, Kabinet Kerja IV dan Kabinet Dwikora I (1963-1966)
  • Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (1960-1965)

TELUR AYAM KUALITAS TINGGI Telur ayam kampung adalah telur yang mengandung protein yang sangat tinngi. untuk itu kami menawarkan tel...